Exponential moving average adalah


Peramalan Sederhana (Single Moving Average vs Single Exponential Smoothing) Mungkin sebagian besar dari kita pernah mendengar tentang teknik peramalan. Tentunya bukan dukun peramal, tekni untuk meramalkan meramalkan meramalkan data deret waktu deret waktu. Peramalan adalah suatu teknik yang penting bagi perusahaan atau pemerintah dalam mengambil kebijakan. Dalam meramal suatu nilai pada yang akan datang bukan berarti hasil yang menghasilkan sama persis, pelan merupakan suatu alternatif alternatif yang lumrah dalam ilmu statistik. Pada tulisan ini akan membahas contoh kasus peramalan menggunakan teknik Moving Average dan Exponential Smoothing. Kedua teknik ini merupakan ramalan tekni yang sangat sederhana karena tidak terkait dengan yang tinggi seperti pada tekni ramalan ARIMA, ARCHGARCH, ECM, VECM, VAR, dsb. Meski demikian, sayang data stasionerivers terpenuhi untuk meramal. Moving average merupakan teknik peramalan berdasarkan rata-rata bergerak dari nilai-masa lalu, misalkan rata-rata bergerak 3 tahunan, 4 bulanan, 5 minggu, dll. Akankah teknik ini tidak disarankan untuk data time series yang menunjukkan adanya pengaruh tren dan musiman. Moving average terbagi menjadi single moving average dan double moving average. Pemulusan eksponensial Hampir sama dengan moving average yaitu teknik peramalan yang sederhana, dan telah menggunakan suatu penimbang dengan besaran antara 0 sampai 1. Jika nilai incremental 1 maka hasil forecasting terlihat dari obseervasi, sedangkan jika terjadi wcca 0, maka hasil forecasting lead Ke ramalan sebelumnya Eksponensial smoothing terbagi menjadi single exponential smoothing dan double exponential smoothing. Kali ini, akan membahas metode perhitungan single moving average dengan single eksponensial smoothing. Pemimpin Safira Beach Resto ingin mengetahui omzet restoran pada Januari 2013. Ia meminta sang manajer untuk mengestimasi hal tersebut dengan data omzet bulanan dari bulan Juni 2011 sampai Desember 2012. Berbekal pengetahuan di bidang statistik, sang manajer melakukan forcast dengan metode single moving average 3 bulanan dan Smoothing eksponensial tunggal (w0,4). Single Moving Average Pada tabel di atas ramalan bulan September 2011 yaitu 128,667 juta rupiah dari penjumlahan omzet bulan Juni, Juli, Agustus 2011 dibagi dengan angka moving average (m3). Angka ramalan pada bulan Oktober 2011 yaitu 127 juta rupiah dari penjumlah omzet bulan Juli, Agustus, September 2011 dibagi dengan angka moving average tiga bulanan (m3). Perhitungan serupa dilakukan hingga ditemukan hasil ramalan bulan Januari 2013 sebesar 150,667 juta rupiah. Bisa diinterpretasikan itu omzet bulan Januari 2013 diperkirakan 150, 667 juta rupiah atau diakumulasi 1,333 juta rupiah dibandingkan dengan omzet Desember 2012 sebesar 152 juta rupiah. Info baris tidak akan masuk, karena peramalan pada bulan-bulan ini tidak tersedia data moving average 3 bulanan, bulan sebelumnya. Selanjutnya untuk melihat kebaikan hasil ramalan digunaka RMSE (root mean square error) Untuk perhitungan RMSE, mula-mula dicari kesalahan atau selisih antara ramalan aktual dan ramalan (ramalan omzet), maka kuadrat nilai untuk masing-masing data bulanan. Lalu, jumlahkan seluruh kesalahan yang telah dikuadratkan. Terakhir hitung nilai RMSE dengan rumus di atas atau lebih gambangnya, untuk penjumlahan kesalahan yang telah dikuadratkan dengan banyaknya pengamatan dan hasil lalu di akarkan. Pada tabel di atas, jumlah observasi yaitu 16 (mulai dari September 2011-Desember 2012). Ekspansi Eksponensial tunggal. Selanjutnya kita akan melakukan peramalan dengan metode Single Exponential Smoothing. Cara ini menggunak penimbang yang bisa diperoleh dari operasi tertentu (tertentu), namun bisa juga ditentukan oleh para peneliti. Kali ini akan digunakan dengan harga 4. Forecast W0,4 Ycap (t1) (juta rp.) Nilai ramalan pada bulan Juni 2011 yaitu 137.368 juta rupiah dari rata-rata omzet dari bulan Juni 2011 sampai bulan Desember 2012. Nilai ramalan pada bulan Juli 2011 yaitu 134,821 juta rupiah dari perhitungan dengan rumus di atas, dengan kata lain ramalan bulan Juli 2011 hasil dari hasil kali w0,4 dan nilai aktual omzet bulan Juli 2011 dijumlahkan dengan hasil kali (1-0,4) dan nila ramalan Bulan Juni 2011 sebesar 134,821 juta rupiah. Buat perhitungan harga ini untuk bulan ramalan sampai bulan Januari 2013. Hasil ramalan omzet untuk bulan Januari 2013 yaitu 149.224 juta rupiah atau turun 2,776 juta rupiah. Kemudian hitung dengan RMSE moving average. Hanya saja jumlah observasi berbeda. Pada tabel di atas jumlah obervasi (m) yaitu 19 lebih banyak dibandingkan dengan metode simple moving average 3 bulanan (16) karena pada metode eksponensial perhitungan ramalan dapat dimulai dari data pada periode awal. Smoothing eksponensial tunggal RMSE sebesar 1.073. Selanjutnya dari kedua metode di atas akan mana hasil yang terbaik. Untuk hal tersebut maka, bandingkan nilai RMSE dari metode yang dulu. Metode dengan RMSE bisa dapat diandalkan sebagai metode terbaik untuk meramal. RMSE mov. average 0,946, RMSE exp. smoothing 1.073. RMSE mov. average lms RMSE exp. smoothing. Kesimpulanya dengan metode moving average lebih baik dalam melakukan peramalan, jadi omzet pada bulan Januari 2013 diperkirakan sebesar 150,667 juta rupiah (kurang memiliki nilai yang lebih rendah dari bulan sebelumnya). (Untuk materi yang lebih jelas, silakan dicari di buku-buku referensi Mengenai Seri Waktu, misalnya, Enders, Walter 2004. Edisi Waktu Ekonometrika Terapan Edisi Kedua New Jersey: Willey Kalo contoh soal dalam tulisan ini, saya kutipan dari buku modul Kuliah. Moving average adalah garisan yang melambangkan purata pergerakan setiap candlestick di timeframe yang anda pilih. Katakan anda memilih timeframe 1 jam dan pertemuan 10 untuk bergerak rata-rata anda. Ini menunjukkan purata pergerakan 10 candlestik timeframe 1 jam yang dilambangkan dengan garisan. Letakkan satu lagi moving average yang suka 5 ditimeframe 1 jam anda. Ini berarti purata pergerakan 5 candlestick ditimeframe 1 jam dalam bentuk garisan. Anda dapat memperhatikan moving average rata-rata 5 akan lebih sensitif pergerakanya berbanding moving average rata-rata 10 kerana pengiraan purata 5 candlestick lebih laju berbanding Pengiraan 10 candlestick. Bila berlaku persilangan antara 2 garisan moving aver Umur ini terbukti keberangkalian graf mau bertukar arah dan berikut para trader akan mengambil peluang untuk memesan barang buysell. Moving average terbahagi ke beberapa jenis pakaian eksponensial, simple, smoothed dan linear weighted. Setiap jenis moving average memiliki kekuatan dan kelemaham masing-masing. Agak sukar bagi saya iringan moving average apa yang sesuai dalam trading forex ini. Namun jika untuk. Dan EMA 5 dan 10 juga di timeframe 30 minit. Lebih molek jika anda masuk pasar dengan tren terhadap tren 4 jam dahulu. 1 comment: trsfing dengan memanfaatkan moving average ini di octafx kerapkali digunakan dan digabungkan dengan dukungan dan resistan hal ini untuk membantu dalam mendapatkanka kenyamanan trading dengan menggunakan analisis yang lebih tepat lagi, untuk memanfaatkan mata uang yang dipakai tentunya dengan melihat dulu oair mana yang memiliki pasangan Rendah dan pergerakan yang baikDouble Moving Average vs Double Exponential Smoothing Sebelumnya telah dibahas mengenai teknik permalan forecast sederhana single moving average dan single exponential smoothing. Akan semakin banyak ditemui data deret waktu yang memiliki trend linier, oleh karena itu perlu suatu teknik untuk mengatasinya. Teknik permasi sederhana yang bisa mengatasinya yaitu double moving average dan double exponential smoothing. Informasi, sebenarnya banyak banyak teknik ramalan kompleks yang dapat mengatasi masalah tren linier yaitu dengan cara mentransformasikan data agar stasioner kemudian dilakukan teknik ramalan tertentu, seperti ARIMA, ARCHGARCH, dll. Grafik di bawah ini menunjukkan kecenderungan omzet restoran yang memiliki tren meningkat. Double Moving Average Pada teknik ini dilakukan penghitungan rata-rata bergerak sebanyak dua kali kemudian dilanjutkan dengan meramal menggunakan suatu persamaan tertentu. Tabel di atas, pada teknik ini proses mencari rata - rata bergerak dilakukan sebanyak dua kali. Pada kolom Moving Average 3t baris 1 dan 2 kosong, sedangkan baris ketiga adalah rata - rata dari nilai faktual omzet baris 1, 2, dan 3 (jumlah omzet bulan Juni - Agustus 2011 dibagi tiga (131130125) 3 128,667). Baris berikutunya juga dilakukan dengan cara perhitungan yang sama. Selanjutnya pada kolom Double Moving Average. Dilakukan penghitungan rata-rata dengan cara yang sama pada kolom sebelumnya. Namun, pada kolom ini yang menjadi acuan penjumlahan nilai pada kolom moving average 3t dibagi dengan periode moving average. Misalnya, nilai 127.444 pada bulan Oktober 2011 kolom double moving average dari rata-rata pergerakan bulan Juli-Oktober 2011 (128,667127126,667 dibagi 3). Lakukan penghitungan serupa pada baris-baris berikutnya sampai pada baris data terakhir (sebelum periodeyang akan diramalkan). Pada kolom di, lakukan penghitungan dengan rumus di atas. Misalkan, angka 125.88889 pada baris bulan Oktober 2011 kolom pada hasil penghitungan 2 x 126,6667 8211 127,4444. Lakukan juga pada baris-baris berikutnya. Untuk kolom bt, lakukan penghitungan juga berdasarkan rumus di atas. Ingatlah jumlah waktu yang digunakan dalam moving average. Pada kasus ini adalah n yaitu 3. Selanjutnya hitung ramalan forecast menggunakan rumus di atas dengan nilai p1, kami hanya akan meramal sebanyak satu periode kedepan saja (meramal omzet pada bulan Januari 2013). Nilai wajar aktiva dan tingkat bunga. Harga saham penjumlahan pada dan bt bulan Desember 2012 (153,88893,2222 (hal)). Selanjutnya kolom et dan et square digunakan untuk menghitung RMSE. Nilai RMSE yang didapat yaitu 3,8086. Teknik pemulusan eksponensial ganda ini sama dengan teknik double moving average yaitu dua kali dalam melakukan penghitungan. Formula-formula yang digunakan antara lain: pada baris pertama kolom eksponensial smoothing (At) sampai dengan memiliki nilai yang sama dengan nilai omzet faktual bulan Juni 2011, ini merupakan default. Selanjutnya di baris pertama kolom di dihitunga menggunakan rumus di atas, pada omzet bulan Juli 2011 130,600 juta hasil dari (w0,4) dikali nilai omzet faktual bulan Juli 2011 (130) ditambah (1-w0,6) dikali on omzet bulan Juni 2011 (131), atau secara matematis ditulis 0,4 x 130 (1-0,4) x 131 130,600 (juta rupiah). Kemudian lakukan penghitungan serupa pada baris-baris berikut. Setelah itu, lakukan penghitungan double eksponensial smoothing (at) menggunakan rumus di atas. Cara penghitungannya sama dengan eksponensial smoothing (At), tapi melibatkan data hasil penghitungan at. Nilai Pada omzet bulan Juli 2011 (130.840) hasil dari hasil 0,4 x 130,600 (1-0,4) x 131). Begitupun dengan penghitungan pada baris berikutnya sama. Mencari nilai di dan bt sama seperti teknik moving average ganda. Hanya saja pada bt, dikalikan dengan perbandingan penimbang w1-w. Ikuti kompetisi di atas untuk mencari di dan bt. Kemudian, lakuka n peramalan ramalan sesuai rumus yang ada. Hasil ramalan periode t1 yaitu penjumlahan on dan bt (p1) periode t. Nilai p1 karena pada kasus ini hanya ingin dicari ramalan satu periode kedepan. Ramalan omzet bulan Januari 2013 (atdes.2012152,260) (btdes.2011 (p1) 2,024 (1)) 154,2833 (juta rupiah). Kemudian susun RMSE berdasarkan nilai et dan et square. Nilai RMSE dengan metode double eksponensial smoothing yaitu 3,133. Jika dibandingkan antara metode double moving average dan double eksponensial smoothing. Metode yang lebih kecil dari rata - rata RMSE double moving average (3,8086). Demikian, mohon koreksinya demi kehati-hatian isi materi di atas. Sumber lengkapnya dapat dibaca pada Enders, Walter. 2004. Terapan Econometric Time Series Edisi Kedua. New Jersey: Willey. Dan Yulianto, M. A. 2011. Dasar-dasar Operasi Penelitian untuk Pengambilan Keputusan: Edisi Kedua. Jakarta: Sekolah Tinggi Ilmu Statistik.

Comments

Popular Posts